Senin, 18 Agustus 2008

KASUS UMAT ISLAM DI MUNAS 5 JUNI 2008 FPI

Jumat, 2008 Juni 06
Ketua MUI KH. Kholil Ridwan: Umat Islam Wajib Bela FPI
Ketua MUI KH. A. Kholil Ridwan menyatakan, selama ini ulama hanya bisa menyampaikan agar umat Islam itu melakukan amar ma'ruf nahyi munkar, dan sebagian di antara mereka belum secara optimal menerapkannya. Terkait dengan tuntutan pembubaran Ahmadiyah, FPI sudah bisa membuktikannya.

"Saat ini mereka ditindas, didzalimi, makanya sebagai umat Islam kita wajib membelanya. Ibarat salah satu bagian anggota anggota tubuh yang sakit, maka yang lain juga ikut terasa sakitnya, " jelasnya.

Menurutnya, terhadap ormas Islam yang sedang didzalimi itu umat Islam harus membelanya, bukan justru membiarkan FPI yang secara intens memperjuangkan tegaknya syariah Islam itu, dibubarkan.

Dalam kesempatan itu, Cholil juga mempertanyakan keimanan tokoh-tokoh yang tergabung dalam AKKBB seperti Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis yang justru getol membela para obligor BLBI yang merampok uang negara, ketimbang membela umat Islam.

"Orang Islam yang ada di dalam AKKBB harus dipertanyakan apakah masih mukmin atau tidak, kalau masih punya iman, kenapa seperti Gus Dur, Syafii Maarif meskinya tidak membela Ahmadiyah, kan sudah dinyatakan kafir oleh organisasi Islam dunia, " tukasnya.

Usai tabligh Akbar di Masjid Agung Al-Azhar secara spontanitas jamaah yang hadir mengumpulkan uang sebagai dukungan untuk membantu keluarga FPI yang ditahan, terkumpul uang sekitar 5.550.000 rupiah. Setelah selesai kegiatan itupun, semua tokoh ormas yang tergabung dalam Furom Umat Islam langsung meluncur ke Markas Polda Metro Jaya untuk membesuk Habib Rizieq Shihab.


sumber : eramuslim.com
Diposting oleh :<< echorner >>: di 18:43

1 Komentar Loncat ke formulir komentar Tutup jendela ini Loncat ke formulir komentar

saya sih setuju dengan apa yang diusung oleh FPI..
tapi yang saya sayangkan "cara" FPI yang seringkali ANARKIS itu...
bukankah sama saja itu merusak citra ISLAM sebagai agama yang Rahmatan lil Alamin...Citra ISLAM sudah jelek loh...kita mesti mikir kesitu juga kan...
:)sorry just IDEA
Rabu, Agustus 13, 2008 9:27:00 PM
Jumat, 2008 Juni 06
Membongkar Jaringan AKKBB (Bag.1)
Nama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menjadi buah bibir setelah peristiwa rusuh di silang Monas pada hari ahad siang, 1 Juni 2008. Sebelumnya, aliansi ini sering kali diidentikan dengan gerakan pembelaan terhadap kelompok sesat Ahmadiyah, sebuah kelompok yang mengaku bagian dari Islam namun memiliki kitab suci Tadzkirah—bukan al-Qur’an—dan Rasul Mirza Ghulam Ahmad, bukan Rasulullah Muhammad SAW.

Jika menilik perjalanan historis dan ideologi kelompok sesat Ahmadiyah dengan AKKBB, maka akan bisa ditemukan benang merahnya, yakni permusuhan terhadap syariat Islam, pertemanan dengan kalangan Zionis, mengedepankan berbaik sangka terhadap non-Muslim dan mendahulukan kecurigaan terhadap kaum Muslimin.
Ketika Ahmadiyah lahir di India, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan seruan agar umat Islam India taat dan tsiqah kepada penjajah Inggris, dan mengharamkan jihad melawan Inggris. Padahal saat itu, banyak sekali perwira-perwira tentara Inggris, para penentu kebijakannya, terdiri dari orang-orang Yahudi Inggris seperti Jenderal Allenby dan sebagainya. Dengan kata lain, seruan Ghulam Ahmad ini sesungguhnya mengusung kepentingan kaum Yahudi Inggris.

Bagaimana dengan AKKBB? Aliansi cair ini terdiri dari banyak organisasi, lembaga swadaya masyarakat, dan juga kelompok-kelompok “keagamaan”, termasuk kelompok sesat Ahmadiyah. Mereka yang tergabung dalam AKKBB adalah:

* Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)

* National Integration Movement (IIM)

* The Wahid Institute

* Kontras

* LBH Jakarta

* Jaingan Islam Kampus (JIK)

* Jaringan Islam Liberal (JIL)

* Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)

* Generasi Muda Antar Iman (GMAI)

* Institut Dian/Interfidei

* Masyarakat Dialog Antar Agama

* Komunitas Jatimulya

* eLSAM

* Lakpesdam NU

* YLBHI

* Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika

* Lembaga Kajian Agama dan Jender

* Pusaka Padang

* Yayasan Tunas Muda Indonesia

* Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)

* Crisis Center GKI

* Persekutuan Gereja-gereeja Indonesia (PGI)

* Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci)

* Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)

* Gerakan Ahmadiyah Indonesia

* Tim Pembela Kebebasan Beragama

* El Ai Em Ambon

* Fatayat NU

* Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta

* Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali

* Koalisi Perempuan Indonesia

* Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya

* Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta

* Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo

* SHEEP Yogyakarta Indonesia

* Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya

* Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya

* LSM Adriani Poso

* PRKP Poso

* Komunitas Gereja Damai

* Komunitas Gereja Sukapura

* GAKTANA

* Wahana Kebangsaan

* Yayasan Tifa

* Komunitas Penghayat

* Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB

* Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok

* Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo

* Crisis Center SAG Manado

* LK3 Banjarmasin

* Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar

* Jaringan Antar Iman se-Sulawesi

* Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin

* PERCIK Salatiga

* Sumatera Cultural Institut Medan

* Muslim Institut Medan

* PUSHAM UII Yogyakarta

* Swabine Yasmine Flores-Ende

* Komunitas Peradaban Aceh

* Yayasan Jurnal Perempuan

* AJI Damai Yogyakarta

* Ashram Gandhi Puri Bali

* Gerakan Nurani Ibu

* Rumah Indonesia

Menurut data yang ada, AKKBB merupakan aliansi cair dari 64 organisasi, kelompok, dan lembaga swadaya masyarakat. Banyak, memang. Tapi kebanyakan merupakan organisasi ‘ladang tadah hujan’ yang bersifat insidental dan aktivitasnya tergantung ada ‘curah hujan’ atau tidak. Maksudnya, kelompok atau organisasi yang hanya dimaksudkan untuk menampung donasi dari sponsor asing, dan hanya bergerak jika ada dana keras yang tersedia.
Namun ada beberapa yang memang memiliki ideologi yang jelas dan bergerak di akar rumput. Walau demikian, yang terkenal hanya ada beberapa dan inilah yang menjadi motor penggerak utama dari aliansi besar ini.

Keseluruhan organisasi dan kelompok ini sebenarnya bisa disatukan dalam satu kata, yakni: Amerika. Kita tentu paham, Amerika adalah gudang dari isme-isme yang “aneh-aneh” seperti gerakan liberal, gerakan feminisme, HAM, Demokrasi, dan sebagainya. Ini tentu dalam tataran ide atau Das Sollen kata orang Jerman.

Namun dalam tataran faktual, yang terjadi di lapangan ternyata sebaliknya. Kalangan intelektual dunia paham bahwa negara yang paling anti demokrasi di dunia adalah Amerika, negara yang paling banyak melanggar HAM adalah Amerika, negara yang merestui pasangan gay dan lesbian menikah (di gereja pula!) atas nama liberalisme adalah Amerika, dan sebagainya. Dan kita tentu juga paham, ada satu istilah yang bisa menghimpun semua kebobrokkan Amerika sekarang ini: ZIONISME.

Bukan kebetulan jika banyak tokoh-tokoh AKKBB merupakan orang-orang yang merelakan dirinya menjadi pelayan kepentingan Zionisme Internasional. Sebut saja Abdurrahman Wahid, ikon Ghoyim Zionis Indonesia. Lalu ada Ulil Abshar Abdala dan kawan-kawannya di JIL, lalu Goenawan Muhammad yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Dan David Prize dan uang kontan senilai US$ 250, 000 di Tel Aviv (source: indolink.com), dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak anggota AKKBB yang telah mengunjungi Israel sambil menghujat gerakan Islam Indonesia di depan orang-orang Ziuonis Yahudi di sana.

Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Afghanistan, dan sebagainya.

Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.

Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti libforall.com , Islamlib.com dan lainnya.

Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.(bersambung)

sumber : swaramuslim.com

Diposting oleh :<< echorner >>: di 18:13


Membongkar Jaringan AKKBB (Bag. 2)
Bulan Mei lalu, ada dua isu panas di tengah masyarakat kita. Pertama soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Yang kedua, soal kelompok sesat Ahmadiyah yang hendak dibubarkan namun mendapat dukungan dari koalisi liberal dan kelompok non-Muslim.

Di saat itulah, Abdurrahman Wahid terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan Shimon Wiesenthal Center (SWC) untuk menerima Medal of Valor, Medali Keberanian. Selain untuk menerima medali tersebut, Durahman juga menyatakan ikut merayakan hari kemerdekaan Israel, sebuah hari di mana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya. Medali ini dianugerahkan kepada mantan presiden RI ini dikarenakan Durahman dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia.
Acara penganugerahan medali tersebut dilakukan dalam sebuah acara makan malam istimewa yang dihadiri banyak tokoh Zionis Amerika dan Israel, termasuk aktor pro-Zionis Will Smith (The Bad Boys Movie), di Beverly Wilshire Hotel, 9500 Wilshire Blvd., Beverly Hills, Selasa (6 Mei), dimulai pukul 19.00 waktu Los Angeles.

Lazimnya acara penganugerahan penghargaan, maka dalam acara ini pun selain medali, ada juga sejumlah dollar yang dihadiahkan Shimon Wiesenthal Center kepada sang penerima. Hanya saja, berapa besar jumlah hadiah berupa uang ini tidak disebutkan dalam situs resmi Wiesenthal Center tersebut ( www.wiesenthal.com ).

Dalam acara dinner yang dihadiri tokoh-tokoh Zionis Amerika dan Israel, di antaranya C. Holland Taylor (CEO LibForAll), Rabbi Marvin Hier (Pendiri SWC, dinobatkan oleh Newsweek Magazines sebagai Rabbi paling berpengaruh nomor satu di AS tahun 2007-2008), Rabbi Abraham Cooper (menempati urutan ke-25 Rabbi paling berpengaruh di AS tahun 2008), CEO Sony Corporation, dan lainnya, antara penerima penghargaan dengan tuan rumah—para Zionis Amerika dan Israel tersebut—berlangsung obrolan santai namun serius.

Selain isu Ahmadiyah, topik kontroversi kenaikan harga BBM yang tengah hangat di dalam negeri (Indonesia) diduga kuat menjadi salah satu bahan pembicaraan mereka mengingat kebijakan pemerintahan SBY tersebut sesungguhnya mengikuti Grandesign Washington agar harga minyak di Indonesia bisa sama dengan harga minyak di New York, sesuai Letter of Intent (LOI) dengan IMF pada tahun 1999. DI tahun 2000, USAID pun telah mengucurkan dollar dalam jumlah besar kepada pemerintah RI untuk memuluskan liberalisasi sektor Migas
Target IMF untuk menyamakan harga BBM di New York dengan di Indonesia sebenarnya sudah harus tercapai pada tahun 2005, namun tersendat-sendat karena penolakan dari rakyat Indonesia sangat kuat. Sebab itu, di tahun 2008 ini Amerika agaknya tidak mau hal tersebut tersendat lagi. “Penyesuaian” harga BBM harus terus jalan. Zionis-Amerika sangat berkepentingan dengan hal ini, sebab itu mereka mendesak pemerintahan SBY yang memang sangat takut dan tunduk tanpa reserve pada AS agar segera menaikkan harga BBM. Bagaimana takutnya SBY terhadap AS bisa kita lihat sendiri saat Presiden Bush datang ke Bogor, 20 November 2006, di mana persiapan yang dilakukan pemerintah ini sangat keterlaluan berlebihan dan cenderung paranoid.

Pada tanggal 24 Mei 2008, pemerintah menaikkan harga BBM. Abdurrahman Wahid sudah tiba di tanah air. Untuk menekan penolakan, pemerintah SBY (lagi-lagi) memberi ‘permen’ kepada sebagian rakyat miskin bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun Social bumper ini malah menjadi bulan-bulanan kecaman ke pemerintah. Gelombang unjuk rasa dilakukan mahasiswa dan elemen-elemen rakyat. Tokoh-tokoh nasional seperti Amien Rais dan Wiranto pun sudah terbuka menyatakan ‘perang’ terhadap sikap pemerintah menaikkan harga BBM. Banyak kalangan berfikir, demo-demo ini akan meningkat eskalasinya hingga jadi besar, bahkan bukan mustahil rusuh Mei 1998 terulang kembali. Teriakkan “Turunkan SBY-JK!” sudah terdengar di mana-mana. Pihak kepolisian menerapkan status Siaga Satu saat itu.

Sejak itu tiada hari tanpa demo. Istana merupakan tempat paling favorit para pendemo. Hari ahad, 1 Juni 2008, sejumlah elemen masyarakat termasuk massa dan anggota PDIP dan elemen umat Islam seperti FUI, HTI, dan FPI, sudah mengantungi izin untuk melakukan aksi unjuk rasa di Monas, Jakarta. Sedangkan AKKBB menurut laporan ke pihak kepolisian hanya melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, sekitar tiga kilometer dari kawasan Silang Monas.

Jalur Demo dan Polisi Yang Aneh
Dari Bundaran HI, tiba-tiba massa AKKBB bergerak long-march ke kawasan silang Monas yang sudah dipenuhi massa umat Islam yang tengah berdemo. Padahal pemberitahuannya hanya ke Bundaran HI. Aparat kepolisian berusaha mencegah massa AKKBB yang sebagiannya merupakan pendemo bayaran yang sesungguhnya tidak tahu apa-apa menuju silang Monas di mana massa elemen umat Islam tengah melakukan demo, agar tidak terjadi bentrok.

Namun massa AKKBB membandel dan polisi (anehnya) tidak mampu menghalangi massa AKKBB mendekati massa umat Islam. Setelah berdekatan, orator dari massa AKKBB memprovokasi massa umat Islam yang banyak terdiri dari para laskar meneriakkan, “Laskar setan!” dan sebagainya. Terang, mendapat provokasi seperti ini anak-anak muda dari massa Islam marah. Apalagi di antara massa AKKBB yang berada di dekat massa Islam ada yang membawa-bawa spanduk besar berisi penolakan SKB Ahmadiyah. Ini jelas provokasi. Anak-anak Laskar Islam pun menyerbu massa AKKBB. Dan terjadilah rusuh Monas.

Dalam tulisan ketiga, akan dipaparkan keanehan lainnya ba’da peristiwa Monas yaitu sikap SBY yang tiba-tiba cepat tanggap (biasanya peragu dan lamban), respon Kedubes AS dan pejabat Kedubes AS yang menjenguk korban, plintiran media massa baik itu cetak maupun teve, dan sebagainya.
Apa pun itu, semua ini telah berhasil membelokkan isu utama negeri ini dari yang tadinya menyoroti kenaikan BBM dan penolakan Ahmadiyah, menjadi isu sentral pembubaran FPI. Baik SBY maupun para liberalis dan non-Muslim yang tergabung dalam AKKBB (termasuk kelompok sesat Ahamdiyah) diuntungkan. (bersambung)

sumber : swaramuslim.com


Diposting oleh :<< echorner >>: di 18:27

Jumat, 2008 Juni 06
Pers Rilis PKS: Polisi Agar Adil
Partai Keadilan sejahtera (PKS) hari ini mengeluarkan pernyataan sikapnya sehubungan dengan peristiwa Mons, 1 Juni 2008 lalu. Dalam rilisnya yang diterima redaksi eramuslim.com, PKS lewat Presiden Partai, Tifatul Sembiring menyerukan seluruh komponen umat Islam agar tidak terpancing isu-isu yang dihembus-hembuskan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Selain itu, PKS juga menyerukan agar pemerintah segera mengeluarkan sikap yang jelas tentang kelompok sesat Ahmadiyah, karena peristiwa Monas bisa terjadi akibat kelambanan sikap pemerintah dalam mengeluarkan SKB tentang kelompok sesat Ahmadiyah.Secara lebih lengkapnya, di bawah ini kami salin pers rilis PKS terhadap kasus antara FPI dengan AKKBB:

PERS RILIS

SIKAP PKS TERHADAP KASUS ANTARA FPI dan AKK-BB
Menanggapi masalah yang berkembang seputar insiden antara massa FPI dengan massa AKK-BB dengan ini Partai Keadilan Sejahtera menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Meminta pemerintah agar melihat masalah kasus ini secara substansial, yaitu molornya penerbitan SKB tentang masalah Ahmadiyah. Penyelesaian secara hukum terhadap masalah Ahmadiyah akan menghilangkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

2. Menyesalkan terjadinya bentrokan antara massa FPI dan AKK-BB yang diakibatkan tidak dipatuhinya prosedur dan etika dalam berdemontrasi oleh peserta demo.

3. Seruan untuk seluruh elemen bangsa dan tokoh masyarakat agar mendamaikan dan tidak memprovokasi keadaan serta menyelesaikan masalah tersebut dengan kepala dingin dan mengedepankan upaya dialog.

4. Meminta polisi agar berlaku adil dalam proses penyelesaian kasus ini dengan menganut asas praduga tak bersalah dan tanpa dipengaruhi tekanan politik dari pihak manapun termasuk pihak asing.

Jakarta, 6 Juni 2008

Tifatul Sembiring

Presiden

sumber :eramuslim.com
Diposting oleh :<< echorner >>: di 18:46

Tidak ada komentar: